VIVAnews - Rupanya bukan hanya Jakarta, Indonesia, yang bertekad memiliki mass rapid transit (MRT) dalam waktu dekat. Malaysia, negeri jiran, rupanya juga sudah memantapkan diri membangun MRT.
Pembangunan MRT ini dicanangkan Malaysia dimulai Juli 2011 dan diharapkan selesai dalam enam tahun. Proyek yang disebut terbesar dalam sejarah infrastruktur Malaysia ini disebut sebagai Kuala Lumpur Besar/Area Ekonomi Kunci Nasional Lembah Klang yang berada dalam Program Transformasi Ekonomi yang dicanangkan Perdana Menteri Malaysia Najib Abdul Razak.
Pada Jumat 17 Desember lalu, Najib mengatakan proyek MRT ini akan menghasilkan 130 ribu pekerjaan selama pengerjaannya. Ketika beroperasi nanti, MRT ini akan menghubungkan Sungai Buloh-Kajang yang melintas pusat kota Kuala Lumpur.
"Jarak perjalanan sekitar 60 kilometer dan 35 stasiun MRT akan dibangun di sepanjang rute," kata Najib dilansir Malaysian Mirror. "Stasiun terintegrasi akan dibangun di mana bertemu dengan KTM komuter (monorail-red)."
MRT ini direncanakan akan memberikan angkutan yang efisien untuk 1,2 juta orang, di kota berpopulasi padat Damansara, Mutiara Damansara, Bandar Utama, Taman Tun Dr Ismail, Bukit Damansara, Cheras, Bandar Tun Hussein Onn dan Balakong. Setiap hari, akan ada 400 ribu komuter yang menikmati jasa ini.
MRT ini diharapkan bisa meningkatkan pendapatan domestik bruto Malaysia antara RM3 miliar sampai RM4 miliar atau antara Rp8,6 triliun sampai Rp11 triliun mulai tahun depan sampai 2020. Rute dan lokasi MRT ini telah diteliti dan siap dikerjakan.
"Biaya kasar dibuat 2009 lalu sekitar RM36 miliar, namun ini bisa berubah," kata Najib. Jika dirupiahkan, biaya pembangunan MRT di Malaysia ini mencapai Rp103 triliun.
Indonesia juga telah meneken kerjasama dengan Jepang untuk membangun MRT di Jakarta. PT MRT Jakarta, selaku pengelola MRT telah mendesain kereta yang digunakan bisa mencapai kecepatan maksimum 110 kilometer per jam. "Namun untuk komersialnya hanya 30 kilometer per jam," kata Presiden Direktur MRT Jakarta Tribudi Rahardjo kepada VIVAnews.
Pembangunan akan dimulai dengan mengerahkan tim penggerak yang melakukan penerapan teknis mulai pada tahun depan. Tim teknis ini akan membuat masterplan yang menjadi patokan dalam pengerjaan pembangunan tahun 2013. Dan biaya pembangunan MRT ini lebih murah daripada di Malaysia, hanya Rp16 triliun.
Pembangunan MRT ini dicanangkan Malaysia dimulai Juli 2011 dan diharapkan selesai dalam enam tahun. Proyek yang disebut terbesar dalam sejarah infrastruktur Malaysia ini disebut sebagai Kuala Lumpur Besar/Area Ekonomi Kunci Nasional Lembah Klang yang berada dalam Program Transformasi Ekonomi yang dicanangkan Perdana Menteri Malaysia Najib Abdul Razak.
Pada Jumat 17 Desember lalu, Najib mengatakan proyek MRT ini akan menghasilkan 130 ribu pekerjaan selama pengerjaannya. Ketika beroperasi nanti, MRT ini akan menghubungkan Sungai Buloh-Kajang yang melintas pusat kota Kuala Lumpur.
"Jarak perjalanan sekitar 60 kilometer dan 35 stasiun MRT akan dibangun di sepanjang rute," kata Najib dilansir Malaysian Mirror. "Stasiun terintegrasi akan dibangun di mana bertemu dengan KTM komuter (monorail-red)."
MRT ini direncanakan akan memberikan angkutan yang efisien untuk 1,2 juta orang, di kota berpopulasi padat Damansara, Mutiara Damansara, Bandar Utama, Taman Tun Dr Ismail, Bukit Damansara, Cheras, Bandar Tun Hussein Onn dan Balakong. Setiap hari, akan ada 400 ribu komuter yang menikmati jasa ini.
MRT ini diharapkan bisa meningkatkan pendapatan domestik bruto Malaysia antara RM3 miliar sampai RM4 miliar atau antara Rp8,6 triliun sampai Rp11 triliun mulai tahun depan sampai 2020. Rute dan lokasi MRT ini telah diteliti dan siap dikerjakan.
"Biaya kasar dibuat 2009 lalu sekitar RM36 miliar, namun ini bisa berubah," kata Najib. Jika dirupiahkan, biaya pembangunan MRT di Malaysia ini mencapai Rp103 triliun.
Indonesia juga telah meneken kerjasama dengan Jepang untuk membangun MRT di Jakarta. PT MRT Jakarta, selaku pengelola MRT telah mendesain kereta yang digunakan bisa mencapai kecepatan maksimum 110 kilometer per jam. "Namun untuk komersialnya hanya 30 kilometer per jam," kata Presiden Direktur MRT Jakarta Tribudi Rahardjo kepada VIVAnews.
Pembangunan akan dimulai dengan mengerahkan tim penggerak yang melakukan penerapan teknis mulai pada tahun depan. Tim teknis ini akan membuat masterplan yang menjadi patokan dalam pengerjaan pembangunan tahun 2013. Dan biaya pembangunan MRT ini lebih murah daripada di Malaysia, hanya Rp16 triliun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar